Sepatu kesayangan saya. Foto: Dokumen Pribadi. |
Katanya, sepatu pertama kali dikenakan ketika zaman
es dimulai. Sekitar lima juta tahun yang lalu. Tapi orang-orang kemudian
memperkirakan bahwa sepatu
pertama kali ditemukan di daerah Amerika, dan kemungkinan berasal dari tahun
8000 sebelum Masehi. Informasi lain, bahwa di Mesir (sekitar daerah Thebes,
sepatu direliefkan pada abad ke-15 sebelum Masehi.
Kapanpun sepatu itu
ditemukan dan mulai dipakai. Sebenarnya masih jadi misteri. Lalu tentang bentuk
sepatu, bagaimana bentuknya? Terbuat dari
apa sepatu mereka? Mungkin saja hanya alas kaki tanpa aksesoris atau tambahan
apapun. Saya juga berpikir, apakah nabi Adam menggunakan alas kaki ketika
diturunkan ke dunia?
Perihal sepatu. Gambar ilustrasi di atas adalah
gambar sepatu
saya. Saya membelinya sekitar dua atau tiga tahun yang lalu. Sampai sekarang
masih bagus, meskipun solnya sudah mulai menipis. Warnanya-pun sedikit pudar
dan ada beberapa bagian yang baret karena ketidak hati-hatian saya ketika
menggunakan sepatu itu.
Sepatu
saya ini adalah salah satu produk dari Amanda Jane’s. Sebenarnya saya tidak
terlalu mempedulikan perihal merk, tapi kalau dilihat-lihat dari beberapa sepatu yang saya punya, saya lebih banyak
memilih sepatu dari Amanda Jane’s, dan Yongki Komaladi. Ada juga beberapa
bahkan tidak jelas merk apa, yang penting model, warna, dan harganya bagus.
Sepatu ini memang andalan sekali.
Modelnya yang lucu, warnanya yang asik, membuat saya suka sekali memakainya. Omong-omong
soal warna, sepertinya kebanyakan sepatu
saya adalah warna coklat. Entah itu coklat muda, tua, atau campuran keduanya.
Nah, sepatu ini punya banyak kisah menarik di
dalamnya. Paling berkesan adalah ketika KKN. Karena, setiap hari saya
menggunakan sepatu
ini selama 40 hari. Saya tidak membawa alas kaki lain selain sepatu ini. Pergi ke sekolah, TPA,
berjalan-jalan di desa, ke peternakan kuda, menyusuri sawah, ikut majelis ta’lim, shalat terawih, bermain
ke sungai, dan kegiatan lain, saya terus pakai sepatu ini. Saya sering membiarkan talinya
longgar sehingga mudah bagi saya untuk mengenakannya. Namun, bagian belakangnya
sering sekali saya injak kalau buru-buru.
Istimewanya, sepatu ini mudah sekali dibersikan. Kalau kotor
dan basah tinggal dilap pakai tisu basah lalu tisu kering. Kalau kering dan
terlihat lusuh, tinggal saya cuci sebentar lalu dikeringkan. Tidak menyita
banyak waktu untuk merawatnya.
Mungkin satu hal lagi, yang
belum pernah saya lakukan dengan sepatu ini
adalah bahwa saya belum pernah mendaki gunung menggunakan sepatu ini. Kalau backpacking, saya seringnya pakai sepatu ini.
Demikian cerita tentang sepatu kesayangan saya.
Salam hangat dari saya :)
Oia, nomor sepatu saya 39!
23 comments
sepatu: SEPAkat dan seTUju...
BalasHapusserasa lihat sepatu bola, banyak bangets talinya ...
#maksutnya kasih tau nomor sepatu 39 apa nih?
Talinya dari atas sampai bawah. Itu unik modelnya, makanya saya suka mas.
Hapusini.. barangkali mau dipaketin ke Bandung sepatunya, saya nomor 39 ya! ahaha
Mas Topik, sepatuku 41 yak!
HapusHahahaha *Nungguin paket sepatu*
HapusAq aja nungguin surabi durian dan holecin ga datang2 lho yaa.. Meski udah di jemput sampai jl lemahnendut xixixi
Hapussepatunya bener-bener setia menemani kemana-mana.
BalasHapusiya juga ya, siapa tahu ada orang yang mau maketin sepatu dengan ukuran 39.
iyap, betul sekali. Sepatu yang sangat setia, kak!
Hapusayo, kak. mau maketin juga ngga? :D
Sepatunya keren, saya suka :D
BalasHapusSepatu kesayangan nih kak :D
HapusIni kok banyak kata sepatu yang dibold yah? Maaf...
BalasHapuskarena judulnya sepatu, jadinya semua kata sepatu saya bold... sedikit iseng dengan cara penulisan sekarang. ehehe
Hapussepatu, yeah sepatu :)
BalasHapusmodel sepatu daeng gimanaa?
HapusSepatu saya seperti sepatu kebanyakan. kebanyakan sepatu saya adalah yang dipajang di toko sepatu bekas :D. tapi tetap saja ada perasaan sedih ketika sepatu itu saya letak di teras masjid, ketika saya keluar, sepatu saya malah telah ditukar dengan sandal jepit usang, beda warna, bahkan semuanya sebelah kiri. hahaha. astagfirullah. semoga mereka tidak mengulangi lagi.
Hapuswaah.. sayang sekali ya sepatunya daeng. Mungkin sepatunya tidak berjodoh lama bersamamu.. mungkin yang mengambil lebih membutuhkan dibandingkan daeng.
Hapussemoga lekas punya sepatu baru :)
feminim sekali (ukuran sepatunya) ^^
BalasHapusSepatu oh sepatu, kalau hilang dicari-cari, kalau ketemu diinjak-injak ckckck..
Standar perempuan sekali ya nomornya? hehe
HapusNah.. betul, saya setuju. kalau hilang dicari, kalau ketemu diinjak :D
sepatunya cakep bgt ya, kebaynag sdh berapa cerita tercipta dr sepatu ini ya :)
BalasHapushihi.. bagus ya :p
Hapuskalau cerita.. wahh.. banyak sekali kak Ely :D
pasti sudah beragam benda terinjak dan nempel disepatu ini, dari yg keras hingga yg lembek :)
BalasHapuspasti kak! haha
HapusModelnya lucu sekali :)
BalasHapusMakanya jadi favorit dan yang paling sering dipakai, kak :)
Hapus