bandung romantis
Cerita bersama hujan
cerita keluarga
giveaway
hujan
kenangan
momen
Dalam Deras Hujan, love won’t be totally sweet.
Bandung, sebuah kota dengan sejuta cerita di
dalamnya. Seseorang pernah menuliskan lirik: Bandung
diciptakan Tuhan ketika sedang tersenyum. Mungkin benar adanya, karena setiap
momen dan kenangan seperti tak pernah hilang dan terus menggurat dalam ingatan.
Sebab itu juga mungkin banyak insan yang tak mudah melupakan mantan.
Bila musim hujan datang, Bandung menjadi
tempat paling romantis. Pintu resonansi masa lalu menjadi terbuka lebar secara
gratis, bau-bau petrichor juga semakin tersebar dramatis. Maka terkisah kembali,
sebuah momen bersama dia kala hujan. Sebuah cerita yang menunjukkan cinta itu
tak manis. Love is very bitter. No
matter how many times you confirm it. Love won’t be totally sweet. Never.
Selepas Ashar, saya sudah bersiap dengan mini backpack. Tinggal menunggu dia
datang, lalu kita akan berangkat. Rasanya ingin segera bertemu ayah dan ibu,
mereka sudah menelpon tentang kedatangan kami di rumah mereka. Sebuah
perjalanan bernuansa backpacking sudah
terbayang di kepala. Kami akan memarkir motor kami di terminal, lalu naik bis
menuju kampung halaman. Setibanya, kami akan makan kebab favorit sambil
menikmati gemerlap nuansa kota. Setelah itu berjalan menuju terminal angkot dan
tiba di rumah ayah ibu.
Mendung sudah menggelantung di atas kepala
kami sepanjang perjalanan menuju terminal bis Leuwi Panjang. Berharap hujan
takkan datang sebelum kami berada di dalam bis. Seperti biasa, saya akan
berkomentar banyak tentang apa yang saya lihat di jalan. Dia juga akan merespon
apalagi kalau saya berkomentar tentang mobil di depan kami. “Itu merek apa sih,
kapten?”
Syukur sekali awan belum menebar rintik
airnya. Kami sudah selesai memarkir kendaraan kami lalu bersiap menuju bis
jurusan Sukabumi. “Bentar, ke ATM dulu.”
Sewaktu itu, kalimat “Neng, kayaknya kartu
ATMnya ketinggalan deh.” Adalah kalimat yang membuat mood berubah mendung
seragam awan sore itu.
“Terus?” Tanya saya pasrah.
“Ada uang ngga?”
“Ada tapi ngga cukup. Kan kemarin dipakai semua.”
Kami dua kali membongkar backpack miliknya tapi tetap tidak menemukan kartu ATM itu.
Sepertinya kartu itu ada di saku jaket satu lagi, katanya.
“Ya sudah, kita berangkat besok saja, ya?”
Pinta dia dengan wajah penuh khawatir, takut saya marah.
“Ya sudah.” Jawab saya dengan sedatar
mungkin. Padahal kekecewaan itu sepertinya tidak bisa disembunyikan. Bayangan backpacking itu kemudian menguap adegan
per adegan dan berkumpul bersama awan di atas sana. Kami pun pulang menuju
rumah.
Sesuai prediksi, hujan kemudian turun dengan
derasnya. Kami terpaksa berhenti, dan berteduh di depan sebuah showroom. Beberapa menit, hujan malah
semakin besar. Awan seperti ikut bersedih atas kekecewaan saya. Setelah saling
diam, kapten kemudian berkata, “Maaf ya.”
Saya, inginnya basah dengan air hujan supaya bisa
menangis. Air hujan dapat menyembunyikan tangisan, kata para melankoli itu. Bukan
karena kesal, tapi kecewa bercampur terharu.
Mungkin beberapa saat, kepala dia berantakan
dengan pikiran: apa yang harus saya katakan kepadanya. Atau, bagaimana ini,
sepertinya dia marah dan kecewa.
Kemudian, kerumitan itu berbuah kalimat
sederhana: maaf, ya.
Dan saya menyukai itu.
Love is very bitter. No
matter how many times you confirm it. Love won’t be totally sweet. Never.
Sampai
sekarang, saya masih percaya bahwa cinta itu tidak akan benar-benar manis.
Tidak akan pernah. But, that’s why a
moment like this makes us so happy.
Salam
hangat,
Pita
40 comments
Setuju sama quote terakhir. Dan .... kisah ini saya suka. Moga menang ya :))
BalasHapusHalo Mbak Mugniar.. iyup, sesuatu seperti inilah yang membuat kita bahagia..
Hapussemoga keluarga Mbak dalam kebahagiaan juga..
aamiin.. makasih ya, Mbak :)
Mampir .... masih hujan ya ^_^
HapusIya nih mbak.. belum menulis lagi.. :(
HapusHujan memang selalu menyimpan cerita, terutama bagi meraka yang memiliki cinta. Hehe. Makasi ya sudah merimender kisah ini. Semoga menang. Aamiin.
BalasHapusJadi, mau hujan-hujanan dimana lagi kita, kapten?
Hapusaamiin.. jadi berharap banyak giveaway yang semuanya tentang cerita yang ada dikisah kita. hehe
ecieee....
BalasHapussederhana tapi mengena...
maaf ya :D
Maaf, ya Mbak Lulu :D
HapusOh sweet
BalasHapusHal-hal sederhana seperti itu kadang emang bisa powerful banget ya...
simple thing goes a big spirit for our soul.
HapusBegitulah kira-kira. Hihi
Udah abiss aja bacanyaaa, pengennn lagi donngggg *lohhh
BalasHapusbener banget, aku setujuwwwww "love is very bitter. no matter how many times you confirm it. love won’t be totally sweet. never" :"")
ayo ayoo diceritain lagi dong hihi
Diih malah ketagihan dia. hihi
Hapusmasih banyak cerita dan kisah kalau mau ditulis, hanya saja masih bingung mau yang bagaimana dulu. Terlalu banyak put... :')
"Saya, inginnya basah dengan air hujan supaya bisa menangis."
BalasHapusJadi inget puisinya Pak Sapardi nggak, sih? Pada Suatu Pagi Hari.
“…Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa.
Tapi rata-rata orang romantis emang penyuka hujan, sih. Good luck Pita, moga menang ^^
Waah iya mungkin ya. Tapi saya belum pernah baca.. hihi
HapusKalau saya tidak terlalu suka hujan sebenarnya, lebih suka bunga matahari :D
suka deh sama tulisannya :) Moga menang ya...
BalasHapusTerima kasih Mbak Santi :)
HapusAamiin.. hihi
Punya cerita bersama hujan juga ngga Mbak? klik banner sebelah kanan deh, pasti ceritanya mbak lebih menarik!
Hmmm.... tentang cinta ya, pantas pertama mampir di blog ini langsung disambut All of Me-nya John Legend :D
BalasHapusIyaaap..
Hapushihihi langsung karokean dong Mas Rifqy? :D
Menyimak dan menikmati tulisannya hehe
BalasHapusSilakan mas Ramadani :)
HapusAaaak.... sederhana tapi menghangatkan hati... :D
BalasHapusTerima kasih .. hihiihi
HapusTulisan yang menggetarkan hati. Jadi ingat Suami. hihi
BalasHapusAyo kak suaminya diajak ujan-ujanan :D
BalasHapushahaha... jangan diajak hujan2an dong, entar sakit.
Hapuseh, tapi kalau kena ujannya di Bandung sih, saya mauuuu. ujan2an juga gpp. xixixi
Kunjungan pertama nih salam kenal iya mbak :)
BalasHapusSalam kenal juga Mba Ai :)
HapusSlalu ada romansa dikala hujan. :)
BalasHapusiya ya... Nah mas capung ada pengalaman apa nih? :D
Hapusluar biasa..
BalasHapusTerima kasih mas Riky..
Hapuskata-kata dalam tulisan ini indah sekali.
BalasHapussungguh pandai merangkai kalimat.
kepahitan, kesedihan, kemuraman, dan kekecewaan ada untuk membuat kita bisa merasakan kebahagiaan.
Salam kenal.
Terima kasih, Mbak Nove :)
Hapuslove won't be totally sweet ya.. tapi dalam kepahitan, kesedihan, kemuraman, dan yang mbak sebutkan tadi itulah dimana ada cinta hihihi
setuju. Kadang ucapan sederhana seperti, 'Maaf, ya' itu lebih manjur ketimbang sibuk membela diri :)
BalasHapusHihiih emang manjur banget Mak.. apalagi kalau pakai wajah yang tulus :)
HapusHujan memang penghantar kisah..sukses GAnya..;)
BalasHapusterima kasih Mbak Ynne :)
Hapussuka sama ceritanya ... pas adegan menangis di dalam hujan ... hihihi
BalasHapusSebenarnya tidak ada adegan menangis dalam hujan, kang. Hanya saja memang kata melankoli, menangis selalu tersamarkan hujan. :)
HapusSalam kenal, bagus ceritanya, simpel, jd inget masa muda ;)
BalasHapus