![]() |
Nuansa Senja selepas hujan. Ilustrasi: Dari sini |
Rani, cukuplah dengan semua yang kau lakukan
hari ini. Cukuplah sampai hari ini saja. Aku tahu, kau masih menimbun
berlipat-lipat harapan kepada dia. Dia yang sudah lama menghilang perlahan melalui
tepian lereng hatimu, lalu dengan sengaja atau tidak meninggalkan sepetak tanah
datar yang kini rimbun dengan semak-semak berduri.
Aku tahu, kau menghabiskan banyak waktumu
sendiri. Merenung, atau mungkin meratapi. Tapi kau selalu enggan untuk mengaku.
Kau mengatakan bahwa kau senang berbicara dengan angin, juga dengan arakan awan
yang juga meninggalkanmu selepas senja. Kau lebih banyak berbicara pada dirimu
sendiri, walau kaupun tak tahu bagaimana menjawab pertanyaanmu sendiri.
Rani, cukuplah dengan semua yang kau lakukan
hari ini. Sudah, tutup saja lembaran coklatmu itu. Kalau kau tak mau
membuangnya, sembunyikanlah. Simpan di dalam laci atau di bawah tempat tidurmu.
Tataplah yang selalu mengintipmu saat kau di masa lalu. Masa depan masa lalumu
di hadapanmu sekarang.
Aku tahu bahwa kau sudah tak mau bertemu orang-orang
baru. Kau lebih banyak berbicara dengan daun-daun yang bergoyang pelan.
Melankolimu terlalu dalam. Aku dengan banyak tega, ingin menyebutmu sudah gila.
Rani, kau sudah gila.
Kau berucap ya, kau akan mencoba. Tapi sampai
kapan kau tetap memeluk harapan itu? Sudah kadaluarsa, Rani. Sudah kadaluarsa.
Rasa-rasanya kau bukan akan mencoba berdiri. Atau kau memang berdiri, tapi
bukan untuk masa depanmu. Kau berdiri untuk bayangan yang sebenarnya tak pernah
akan mengikutimu. Itu bukan bayanganmu.
Rani, cukupkan semua. Kunci rapat bibir mungilmu
untuk menyebutnya. Kau masih punya kata-kata lain selain namanya. Dan telapak
tangan halusmu itu, berhentilah mengepal dan menopang dagu, atau memeluk lutut
di dekat jendela. Juga kaki jenjangmu. Berhentilah menggelantung di ujung
dermaga sembari melihat senja. Ya, aku tahu itu indah. Tapi tidak jika kau
membayangkan untuk dinikmati bersamanya.
Rani, bukalah matamu. Semua sudah tertutup
rapi dan terbungkus plastik. Semua sudah karam. Berdirilah. Aku akan membawamu
berlayar dengan perahu baru.
Tertanda,
Bastian.
54 comments
hmmm.... seperti bercermin, ingin bertemu rani aku :D
BalasHapusBercermin? #uhuk
HapusSiap, jiw. Nanti akan kupertemukan kau dengan Rani. Sekalian dengan Bastian juga?
rani itu, inget lagunya so7.
Hapusdan jangan takut, jangan layu
pada semua cobaan yang menerpamu
jangan layu
kami selalu bersamamu
dalam derap, dalam semua mimpi indah bersamamu
Padamkan sekejab warna-warni duniamu
Saat kau mulai kehilangan arah
Gelapkan sekejab warna-warni duniamu
Saat perjalananmu kembali tegap
mungkin semua ini ’kan cepat berakhir
semoga semua ini
adalah persinggahan sementara mimpimu
:D
Aku malah ngga tahu tentang lagu itu.
HapusEh tapi barusan youtubing, ada memang lagu So7 judulnya perhatikan Rani. Jadul sekali :D
Okay, jadi terungkap nih. Rani itu kakaknya Duta So7 #eh
memang jadul sekali,, hahaha.tp sebagai sheila genk, lagunya itu disegala zaman :P
HapusOh kamu sheila genk.
HapusSalam buat kakaknya Duta ya.. Rani :D
serasa tulisan ini buatku pit.. hajuuh... hahaha
HapusRani! cukupkan semua
Hapussemua sudah tertutup rapi, dan terbungkus plastik :p
aduh nizz..
ah,rani....
BalasHapusKenapa mbak, Han?
Hapuskenal sama Rani ya? ketemu dimana? :p
Berhenti dan merenung di sini --> "Kau nmasih punya kata-kata selain namanya"...
BalasHapusTerjadi sesuatu saat membacanya, mas?
Hapushehe
ngomong-ngomong, terima kasih lho sudah mampir ke kotak ceritaku. Kotak hitam punya mas keren-keren isinya (y)
bagus :)
BalasHapusRani, Bastian, ini fiksi atau surat sungguhan mbak?
Bastian ini baik banget sama Rani.. tapi Rani melamun teruus.
Hapustenang.. ini fiksi kok :D
Rani..., saatnya ubah keadaan...
BalasHapusNanti aku bilang sama Rani disuruh ubah keadaan. oke?? :D
Hapuseh hastag #rubahkeadaan miliknya kang Adi, kang.
cukup Rani, sini bersandar di bahu Tian
BalasHapus:D
Panggil Raninya, Tian.. Panggiiil... :D
Hapussalam kenal.. :) keren ini fiksi kah?
BalasHapusSalam kenal juga kak Ervira..
Hapusini hanya sebuah fiksi :)
:) terimakasih sudah mampir.. :)
HapusYa, ukht. Kembali kasiiih :)
Hapusmana rani,...rani mana? :D
BalasHapusenak baca2 fiksinya...kerren...suka banget
Coba di miskol Raninya, kak! haha
Hapusterima kasih. Alhamdulillah bisa berbagi fiksi :D
jadi yang naik angkot kemarin Rani ya..? ^_^
BalasHapusRani bukan ya?
Hapusyang jelas, yang naik angkot kemarin itu yang kabur dari rumah. coba sms Raninya, kak. :P
Hmmm cantik sekali kata2nya
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih :)
HapusBastian Rani...
BalasHapusRani.. dan Rani ingetnya ttg seseorang ehhe...
Hayo, jadi ingat Rani yang mana ini? :D
HapusAaah.. kenapa Rani sampai jadi gila?
BalasHapusKarena Rani tak melihat Bastian, Bunda :D
HapusRani telat baca surat dari basatiannyaa
Manis melankolis
BalasHapushanyut deh bacanya...
waaah aul hanyut :D
Hapusaih.. Masya Allah.. indah kata-katanya..
BalasHapusAku juga punya adek kelas namanya Rani, tapi kayanya sangat berbeda dengan Rani yang ini.. ^_^
Salam kenal, kak.. (nama panggilannya siapa, kak?)
Alhamdulillah ukht ^__^
Hapuswah banyak sekali yang namanya Rani.
Salam kenal juga. Namaku Pita :)
sukaa sama tulisannya,,ceritanya terasa begitu nyata,:)
BalasHapussayang saya gak bakat bikin cerita seperti ini :(
keep writing ukht ^_^
jangan lupa mampir ke EPICENTRUM
lagi ya..wasslam..
segala puji bagi Allah yang telah memberikan ke'bisa'an seperti ini. hhihi
Hapusselamat menikmati, kak Rizki. Insha Allah nanti mampir :)
Rani oh Rani :D
BalasHapusyaiys semakin pandai saja menulis fiksi bu :D
tadinya, namanya bukan Rani tapi Putri.
Hapusbiar terbaca lebih nyata eh yaa :p
Iyakah? :D emh semacam ada kesamaan sama rani tapi pura-pura tidak menyadarinya hoho aih ck
Hapushaaa putri.. putri..
Hapusaku yakin kamu ngga kayak gini pasti.. ini mah Rani ajaaah :p
duh... Rani...
BalasHapusTerasa nyata sekali
Kenal sama Rani kak? :D
Hapussaatnya move on, Ran :)
BalasHapusiya raniii... move on move on :D
Hapusdalam kehidupan ini..banyak kejadian yg sama dengan Rani, tenggelam dalam masa lalu...nice story....salam :-)
BalasHapuswa'alaykumussalam.
Hapusyap. sepertinya begitu mas. banyak yang masih hidup di masa lalunya.
aku curiga Rani mencerminkan adminnya.. ckckck
BalasHapusMove on Rani~
jawabannya: jelas bukan :D
HapusMbak.. kenalkan dengan rani dong... ^_^
BalasHapusWah Kak Rani asli beneran datang :D
Hapus.....
BalasHapus*** menyesap sepi bersama sekelebat banyangan rani...
Waah ini mah betulan membayangkan Rani... :D
Hapus