~17 Sci-Fi


Science Fiction Book
Saya suka (sekali) membaca. Buku mungkin sudah jadi makanan favorit saya sejak sekolah dasar. Beruntung sekali punya bapak yang mengenalkan buku sejak saya belum sekolah. Dan lucunya, saya menjadi suka sekali aroma buku. Hal pertama yang saya lakukan ketika memegang buku, pasti mencium aromanya.

Buku pertama saya: Ciung Wanara
Saya masih ingat, buku pertama saya yang saya baca sendiri—sebelum bisa membaca saya selalu minta dibacakan mama atau bapak—berjudul Ciung Wanara. Sebuah buku bergenre fiksi:legenda dari kebudayaan Sunda. Bercerita tentang seorang anak laki-laki yang mempunyai ayam jago yang pada akhirnya mengalahkan ayam jago sang raja yang tamak lagi bengis.

Waktu terbang begitu cepat. Buku-buku yang saya baca juga bertambah banyak. Setelah dipikir-pikir ternyata saya menyukai buku genre sci-fi dan fantasi. Mungkin efek kholeris-melankoli saya. Di postingan ini, saya akan sedikit mengulas mengenai Sci-Fi. Insha Allah besok tentang Fantasi.

Apa itu Sci-Fi?
Sci-Fi atau Science Fiction, dalam bahasa Indonesia berarti fiksi sains adalah genre novel yang menceritakan hal-hal fiksi namun berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sci-Fi ini mempunyai banyak sub genre. Entah ada berapa sub genre, tapi dari beberapa buku yang saya baca dan pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI SMA. Saya merangkum, ada enam sub genre Sci-Fi.

Satu, dunia alternatif/pararel. Ciri khasnya, bercerita tentang sebuah dunia yang bukan dunia kita sekarang. Dunia ini memiliki kehidupan mereka sendiri dan terpisah dengan dunia kita. Mereka mempunyai sistem sendiri. Contoh sederhana adalah buku Micki Mahendra berjudul Dunia Pararel, ada sisi romannya tapi menggambarkan bahwa ada dunia lain selain dunia kita.

Dua, alien dan ruang angkasa. Di masa depan, kecerdasan manusia bumi semakin tinggi akan tetapi ada masyarakat dengan kecerdasan lebih tinggi mengunjungi bumi dan bersifat menyerang.  Penyerangan ini bisa disebut kolonisasi, alien ingin merebut bumi. Atau ada mutant hasil ilmuwan-ilmuwan yang berubah jahat. Buku keren tentang alien ini banyak sekali. Yang paling keren tapi membingungkan adalah buku Maggie Tiojakin yang judulnya Homecoming (and Other Stories). Ada juga buku populer seperti Star Wars.

Saat Manusia Kloning Berkuasa
Tiga, apokaliptik. Sub genre ini bercerita tentang akhir dari peradaban. Bisa jadi ada bencana alam yang super besar, wabah, atau perang nuklir. Apokaliptik mengambil latar cerita akhir jaman dan bumi sedang sekarat. Kerennya, ada beberapa bagian dimana teknologi dan sihir bercampur dan menimbulkan harapan untuk membangun dunia baru. Contoh bukunya, yang pernah saya baca adalah World War Zimho.

Empat, perjalanan waktu (Time Travel). Contoh bukunya, karya Kathryn Reiss tentang Time Travel Mistery dengan berbagai seri.  Selain itu, ada Timeline Michael Crichton atau Butterfly Effect. Duh, buku dengan tema time travel itu keren sekaligus membingungkan! Beberapa dari buku ini sudah banyak yang difilmkan.

Lima, Robot/android. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat manusia bisa menciptakan robot, dan robot setengah manusia (android), juga menciptakan manusia kloning. Satu buku keren karya Reinhold Ziegler, berjudul Saat Manusia Kloning Berkuasa bisa menggambarkan sub genre ini.

The Lost Symbol
Enam, sejarah alternatif. Dan ini sub genre paling favorit! Bercerita tentang sebuah dunia yang sejarahnya telah menyimpang dari sejarah yang dikenal pada umumnya. Karya-karya Dan Brown tentu saja mewakili genre ini. paling baru adalah Inferno, tapi menurut saya paling keren adalah The Lost Symbol dan Davinci Code.

Sudah baca yang mana kalian?
Selamat pagi,
Salam hangat dari saya :)


You Might Also Like

14 comments

  1. saya suka Angel & Demon,
    pesan yang ingin disampaikan dari buku itu tak lain semua teori konspirasi hanyalah pepesan kosong yang seolah2 sengaja dipelihara keingin tahuan2 org2 yang penasaran terhadapnya mungkin kita juga begitu, karena memang teori2 itu sebenarnya biasa saja, tapi dilebaykan sama org2 yang hidupnya dipenuhi fantasi, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. akhirnya tidak terlalu baik kalau Angels & Demons. Kurang waah :P
      hidupku penuh fantasi juga bang. jadi semua hidupku omong kosong juga?
      kalau moral value yang bisa kita dapat dari sebuah science fiction, terutama sejarah alternatif seperti ini, adalah tentang sebuah prinsip, kepercayaan, dan mengambil sikap.
      Jadi ingat sebuah diskusi di basement parkiran beberapa hari yang lalu, tentang sebuah moral value juga.
      ya, menurutku... hiduplah dengan prinsip.. kalaupun harus mati.. matilah sebagai orang yang punya sikap. #Haha

      Hapus
    2. ya,
      salut deh Pita,
      ngeri jawabannya,
      saya dulu juga kenal bebrapa orang yang sangat berapi2,
      tapi yah, mungkin waktu lebih keras dari prinsip mreka,
      saya pernah terlibat percakapan:
      teman: yud, menurutmu, apa yang lebih penting dari sebuah prinsip?
      saya: duit..
      teman: salah, manfaat lebih penting dari sebuah prinsip?
      saya: lha, bukannya itu juga prinsip, bahwa prinsip harus bermanfaat?
      teman: oh tidak, manfaat tidak selalu memerlukan prinsip agar menjadi bermanfaat
      saya: ngomong apa sih?
      teman: bego.. -_-"

      Hapus
    3. aku kalau ada di dialog itu mau bilang: ngomong apa sih? #haha

      Hapus
  2. aku juga suka genre sci-fi. tapi untuk sekarang lagi suka yang romance. hihihi... apa aja boleh lah intinya.. asal bacaannya bagus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau romance, saya lebih suka yang di dunia nyata kak :D

      Hapus
  3. buku-buku fiksi ilmiah pertama yang saya baca adalah karya penulis-penulis lokal, yang terdapat di perpustakaan sd dulu. ada beberapa judul, yang kesemuanya saya lupa judulnya.

    sedangkan buku fiksi ilmiah yang pertama saya beli (mungkin) adalah karya bapak fiksi ilmiah: "60000 mil di bawah laut".

    BalasHapus
    Balasan
    1. 60000 mil di bawah laut?
      saya juga pernah baca! :D
      Ceritanya tentang satu makhluk besar di bawah laut yang ternyata adalah kapal selam kan ya? kereen!

      Hapus
  4. namanya juga selera yaa.. hmm tapi kok diantara buku diatas ga ada yang tertarik hehe.. palingan davinci code itupun dulu film nya aja

    lihat cover saat manusia cloninng berkuasa malah teringat cover AADC

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita emang nggak satu selera mas. mas suka AADC, aku suka manusia kloning. haha

      Hapus
    2. tapi selera tentang es jeruuuk itu aq bangeets lho.. suuueeegeer deh

      Hapus
    3. Naah.. es jeruk bolehlah satu gelas :D

      Hapus
  5. saya suka novel yang agak berat, gak terlalu suka buku yang telalu teenlite, walau beberapa diantaranya saya juga suka. (bingung? saya saja bingung... jiagagagaga)
    saya suka yang berbau filsafat, atau dengan latar budaya yang ketal. aroma kedaerahan ditengah isu globalisasi yang buat saya bisa jadi hal menarik yang bisa dicerna.
    pernah baca 'dunia sofie' ? saya suka itu. absurd, membiarkan hayalan saya berkenalan sendiri. suka protes juga kalau ada film yang beberapa bagiannya menyimpang dari novelnya. biasanya, waktu nonton filmnya setelah baca novelnya, suka ngomel sendiri. ini kan harusnya begini, ini kan gak ada, ada adegan kurangnya di sini, harusnya urutannya begini..., seperti waktu nonton 5cm sama harry potter...
    :)
    jadi panjang yak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ternyata mas Rd bacaannya kerne-keren... (y)
      Dunia sofie pernah banget baca mas... memang keren bukunya. filsafat gitu.... tapi memang bisa dikatakan absurd.
      Nah.. kalau film tidak sesuai buku, saya paling banyak komentar kalau sedang nonton.. haha ya suka gemes kalau ada adegan yang dikurangi atau tiba-tiba ditambah.. how come

      Hapus