Es Cendol dan Es Cingcau

Suasana pada jam satu siang. Matahari memang tidak berada tepat diatas ubun-ubun saya. Tapi panas. Saya berjalan melewati beberapa kendaraan yang berjejer (tidak) rapi di tempat parkir. Ada anak jalanan. Hm... kasihan. Tapi pikasebeleun.. ckckck miris sekali melihat anak usia sekolah sudah didoktrin sedemikian rupa. Tidak tahu apa-apa namun sudah dipaksa mencari uang yang sebenarnya bukan untuk dirinya. Orangtua macam apa ya dibaliknya ?

Melantur lagi … ckckck

Baiklah, setelah belanja di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Setia Budhi, saya merasakan hal yang memang lumrah. Saya lapar. Dan tanpa berfikir, saya langsung menuju kafetaria (mungkin), atau bisa juga disebut foodcourt. Allah itu sudah memperingatkan saya sebenarnya =_=”... ini kali pertama saya memang untuk mencoba makan di tempat itu.. Dan pintu masuknya aja udah keliru dan ngga nemu-nemu. Itu petunjuk dari Allah bahwasannya saya ngga boleh makan di situ. Tapi saya kalah sama setan. (dendam banget saya sama setan)


Saya duduk. Di meja paling ujung. Saya simpan barang belanjaan saya dan minum dari botol minum hijau yang (selalu) saya bawa. Saat meneguk beberapa mil H2O, si anak jalanan itu ada lagi namun beda kelamin sekarang. Tapi tetep saja, setiap kata dan perilaku mereka itu sangat kaku dan terpola dengan baik. Saya kasih jempol deh buat pendoktrin itu. Ya Allah, saya pelit T___T tapi ngga ridho deh kalo ternyata saya ngasih ke orang yang salah..

melantur again …

Saya pesan kwetiaw dan es cendol … kangen banget sama es cendol elisabet yang ada di kampung halaman saya. Sudah terbayang-bayang rasa yang begitu menggelora dan mantaf!!! Hmm … es cendol berwarna hijau dengan gula merah kehitam-hitaman. Hmm...

Selain itu, ada es cingcau dan nasi timbel komplit.. Wah, makan siang kali ini sangat mengenyangkan sepertinya (ngileeer)

Dan.... Taaaaaa raaaaaaa !!!!
es cendolnya datang, es cingcau juga datang … dan zzzzzzzzzzzzzz =_=””””
pesanan saya
es cingcau ???

es cendolnya memang hijau, dicampur dengan santan, es dan sedikit gula. Menggiurkan. Saya langsung mencicipi es cendol itu. Dan kejutan!! santan es cendolnya udah aseeeeeeem .. ah.. payah … terus kurang manis... cendolnya juga tidak lembut.. beda banget sama es cendol di kampung saya. Dan yang paling miris, harga serta kuantitas dari es cendol ini sangat di bawah lima. Ckckckck... harga mahal ko ngga enak ya ? :S , jadi pengen tiba-tiba ada di Sukabumi dan datang ke depan Garden City untuk mencoba es cendol sekaligus empek-empek... harganya juga lebih murah tiga ribu lima ratus. Dijamin enak dan banyak … Beginilah nasib anak rantau empat jam dari rumah.

Lalu es cingcau. Hello!! (gaya orang kalem) … betapa tidak pintarnya si pedagang es cingcau, masa agar-agar hitam dipotong kotak-kotak di sebut cingcau (dies). Ckckck … apa kata dunia dan akhirat?
Udah ah, saya jujur aja. Dua minuman itu memang tidak ideal dengan nama dan harganya. Semoga si koki dan pedagang cepat-cepat menyadari kekeliruannya. Semoga om Google menolongnya ya...

saya ngga akan menceritakan bagaimana si kwetiaw dan nasi timbel komplit karena saya ngga tega reputasi mereka juga ikut turun gara-gara saya :D... baiklah, walo ngga enak tetep harus dimakan karena itu bukan makanan yang dikasih orang dengan cuma-cuma. Itu beli dengan uang yang saya ambil di ATM be en ai.
kwetiaw dua puluh empat ribu

Sebelum ashar, saya sudah pulang dan segera mempraktekkan bikin cupcakes.
See at my next post ;)

You Might Also Like

4 comments