cerita pita
Keseharian
Perempuan dan Pria Awal Dewasa
from google |
Sebelum subuh perempuan itu berjalan perlahan menuruni tangga, dia tak tega membangunkan semua orang di pagi buta ini. Namun, sepatu yang ia kenakan memang membuat suara ... tap... tap ... tap ...
“semoga tak ada yang bangun.” Bisiknya dalam hati.
Dia membuka pintu gerbang hijau tua yang berdiri tegak di depannya, matanya berbinar seperti burung yang akan lepas dari kandang. Dia melirik ke arah kanan dan kirinya. Belum ada siapa-siapa.
Melangkahkan kaki, sendiri, di pagi buta, dengan wajah penuh keceriaan, tak ada rasa takut karena ini adalah hari istimewa. Dan dia bertemu dengan seorang pria dewasa awal di ujung jalan. Senyum mereka merekah. Surga dunia.
Perempuan itu mencium tangan pria awal dewasa dengan hikmat. Merasakan bau tangan dan menikmati genggamannya. “Assalamualaikum, suamiku.” Pria itu tersenyum dan menjawab salam dengan indahnya. Tak lama kemudian, mereka sudah berada di dalam kendaraan. Saling menyentuh hati dengan cinta.
Adzan Subuh di Stasiun, sang perempuan dengan gamis berwarna lembut duduk dan mengayun-ayunkan kakinya di depan mushola ketika menunggu si pria menghadap Tuhan bersama ikhwan lain. Dia tak menyangka akan ada peristiwa seperti ini dalam hidupnya. Ini adalah kali pertama dan begitu juga kejadian-kejadian selanjutnya.
Sarapan pagi di dalam kereta dengan nasi goreng buatan pria awal dewasa. Perempuan itu sangat bahagia. Seperti ingin menangis. Belum pernah ia mendapatkan hal seperti itu sebelumnya. Bersenda gurau, bernyanyi dan bergenggaman dalam cinta.
Lelah itu tak ada artinya dengan kebahagiaan yang sang perempuan dapatkan. Masalah datang dengan intens namun begitu juga dengan kebahagiaan. Sungguh. Hari yang sangat luar biasa dan penuh dengan keberuntungan. Perempuan itu tak kunjung berhenti mengucap syukur atas apa yang ia dapatkan.
Dengan bijak si pria awal dewasa selalu membimbingnya, meluruskan kesehariannya, menopang kepincangan hidupnya. Memberi makna. Sangat dalam.
1 comments
Hallo kapten :)
BalasHapus