Hari ini

Tanda kehidupan mulai terhirup sejak detik-detik awal panggilan itu berkumandang. Entah bagaimana. Tapi setiap alirannya menusuk jantungku dengan lembut namun menyesakkan. Tuhan membangunkanku. Aku ingin bersujud tapi ah, haram bagiku untuk melakukannya kali ini. Kuingin menutup mataku namun bagaimana seandainya jika aku menutup mata selamanya ?

Denyut nadi terusik dalam untaian gema menimbang asa dalam kegelapan irama. Hanya siluet. Bangkit dan bertingkah terterpa secercah hangat sang mentari. Bergoyanglah lavenderku memicingkan mata melihat seonggok daging berdiri setengah terkulai di depannya. Aku berlalu.

Derap ayunan tak bermomentum menghentak butiran padat berwarna coklat. Aku tahu, ini awal baru namun tetap saja ini bagian rajutanku. Dan aku harus melanjutkannya. Banyak senyuman disini namun aku terlalu skeptis untuk mengartikannya sebagai sebuah ketulusan. Hah. Dunia itu kejam. Tapi bukankah dari kekejaman aku belajar?

You Might Also Like

0 comments