cerita pita
going the extra miles
in my December
Keseharian
kotak ceritaku
motivasi
negeri lima menara
trilogi negeri lima menara
~5 Going The Extra Miles!
Going the extra miles |
A Fuadi, adalah seorang penulis
yang berhasil membuat saya terus bersemangat dan tertawa sendiri, mengangguk,
terharu, miris, kesal, dan berekspresi ketika membaca karyanya.
Karya-karyanya yang terus
saya baca adalah Negeri Lima Menara, Ranah Tiga Warna, dan Rantau Satu Muara. Buku
trilogi ini sudah berkali-kali saya baca, dan benar-benar selalu menggugah.
Sepertinya saya sudah hafal di mana suatu dialog diucapkan dan pada bagian mana plot ini
diceritakan. Ya, mungkin saking seringnya membaca.
Satu quote, yang paling berkesan di dalam trilogi ini adalah persis
seperti judul tulisan ini: going the
extra miles. Bahwa dalam hidup, untuk mencapai suatu kesuksesan atau
keberhasilan, sebenarnya kita tidak perlu menggunakan seluruh kekuatan kita,
atau mengorbankan apa yang kita punya. Semuanya. Tidak.
Oia, sebenarnya going the extra miles ini diceritakan
dalam semua buku A Fuadi ini. Hanya saja, yang paling menjelaskan lebih detail
ada di buku pertama. Negeri Lima Menara. Berikut kutipannya,
Trilogi Negeri Lima Menara |
“Akhi, tahukah kalian apa yang
membuat orang sukses berbeda dengan orang biasa?, Menurut buku yang saya baca,
ada dua hal yang paling penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah
dengan rata-rata. Kalau orang belajar 1 jam , dia akan belajar 5 jam. Kalau
orang berlari 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang menyerah di detik ke
10 ,dia tidak akan menyerah sampai di detik 20. Karena itu mari kita budayakan
Going the extra Miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad, dan sebagainya dari
orang lain. Maka kalian akan sukses”, Petuah Ustad Salman.
Negeri Lima Menara,
bercerita tentang Fikri sang tokoh utama, dan lika-liku kehidupan pondoknya
bersama Raja, Said, Tatang, Dulmajid, dan Baso. Banyak sekali momen-momen
mengesankan dari mereka yang menginspirasi. Mungkin karena saya kenal betul
dengan setting bukunya, yaitu di
Pondok Modern Gontor—di dalam buku disebut sebagai Pondok Madani—Paman saya pernah mondok di sana, dan semua yang ditulis Fuadi memang begitu nyatanya.
Going the extra miles, yang perlu dilakukan adalah berusaha sedikit lebih banyak
dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh oranglain. Dalam bab-bab terakhir, ketika
menjelang ujian akhir, kata-kata ini dikumandangkan oleh Ustadz Salman. Para juara lari, katanya
tak perlu lebih jauh berpuluh-puluh kilometer untuk menjadi juara. Cukup
sepersekian meter saja. Tidak banyak.
Begitu juga kita. Sukses
memang berbeda definisi untuk setiap individu. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
kesuksesan seseorang tidak dapat dibandingkan dengan kesuksesan oranglain. Ya,
sama seperti tidak boleh membandingkan kelebihan oranglain dengan kelemahan
kita. Not fair. Ya.. saya berpikir
demikian.
Tapi, jika ingin menjadi
seseorang yang berbeda. Seseorang yang sukses ketika semua orang juga diberikan
sumber daya yang sama dengan kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah going the extra miles.
Ketika oranglain tidur
delapan jam, cobalah untuk tidur lebih sedikit dari mereka, tujuh jam setengah
misalnya. Lalu kita gunakan setengah jam itu untuk membaca, atau belajar, atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat. Maka, tentu saja kita akan mendapatkan
sesuatu yang tidak didapatkan orang-orang yang tidur delapan jam!
Begitulah kesuksesan. Didapatkan
ketika kita berjuang lebih sedikit saja dari yang oranglain lakukan. Saajtahidu fauqa mustawa al akhar, bahwa
saya akan berjuang dengan usaha di atas rata-rata yang dilakukan oranglain.
Jadi, kapan kita akan going the extra miles??
Salam hangat dari saya :)
24 comments
Going the extra miles | hmm... ya ya ya
BalasHapus#belum punya buku2 di atas
Tidak usah punya.. bacalah dulu..
Hapuskalau ga punya lantas cara bacanya gimana?
HapusPergi ke perpustakaan, lalu membaca di sana. Kalau perlu pinjam ke rumah. Ini ide bagus menurutku.
HapusAnterin ke jl lemahnendut sekalian holeciinn dan surabi duriannya
HapusDianterin kapten, mas. hehe
Hapusyap, going extra miles,
BalasHapuskurangi waktu membaca dan menambah angan2 dengan tindakan kecil bermanfaat tapi langsung dimulai, hehe..
Kurangi waktu membaca? Noooo!
Hapuskarena extra miles saya ya dengan membaca lebih banyak dibandingkan oranglain, bang.
ckckck
kalo gitu kurangi waktu berangan2 aja deh, (pasti mau dibantah lagi) -_-"
Hapusiyaaaa, bang. dikurangi mengkhayalnya.. nuruuut
HapusSaya juga sukaaa banget mba sama novel2nya, tapi yang rantau satu muara belum bacaaa
BalasHapussalam kenal :D
yang rantau satu muara lebih seru lagi, kak! Alifnya sudah menikah dan mereka jadi traveller
HapusSalam kenal juga kak :D
iya benar sekali, bertindak berbeda dari orang lain untuk meraih kesuksesan. berbeda ini dengan maksud bertindak yang lebih dari orang lain. ketika melihat teman sekantor saya bekerja dengan giat saya termotifasi untuk lebih giat lagi. karena kesuksesan menurut saya akan ada dari apa yang kita jalani hari ini.
BalasHapusSemangat Kak!
Hapusaku pernah baca cerita serupa di buku 'setengah isi, setengah kosong' pit :)
BalasHapusGoing the extra miles? Yuk, dimulai dari kita sekarang juga.
Nah, betul, kak. di buku half full half empty juga ada. Ya. saya baru ingat..
Hapuswaaaa... Kak Anggi keren! suka baca buku ya?
jadi pengen baca bukunya langsung nih :)
BalasHapusIya, mbak! baca dulu bukunya.
HapusSebenarnya film negeri lima menara juga ada. tapi lebih baik baca bukunya! biar lebih kerasaaa
benang merahnya itu ya mb.. going the extra miles
BalasHapusYaap! going the extra miles!!
HapusWah,makasih sudah diiingatkan, Going the extra miles...!!! :)
BalasHapusAyo, kak! going the extra miles!! :D
HapusAh negeri lima menara. Saya beruntung bisa bertemu dengan the real Tatang. Salah satu guru mengaji saya Mbak yang jadi inspirasi A. Fuadi
BalasHapusWaaah? subhanalloh!
HapusPasti ustadz Tatang keren sekali, ya kak!
Saya semangat sekali membaca komentar ini. Senang sekali kalau yang ada dibuku itu adalah nyata :D