Antara Mimpi dan Obsesi



Foto: Koleksi Pribadi - Salah satu perwujudan obsesi saya.


“Apa itu memang yang kamu butuhkan? Atau obsesi kamu saja, pit?” Tanyaku pada diriku sendiri.

Beberapa bulan terakhir adalah bulan-bulan yang berat #curhat. Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan, entah itu yang kita ingini atau bahkan hal-hal yang diluar keinginan kita. Banyak hal juga yang ingin kita capai. Nah, poinnya adalah tentang hal-hal yang menjadi dambaan kita. Hal-hal yang menjadi impian kita dan hal-hal yang benar-benar ingin kita raih. #bukancurhat

Dalam beberapa segmen keseharian, kata obsesi akhir-akhir ini menjadi hal yang sering saya baca. Sampai akhirnya, saya membuka KBBI online dan menemukan definisi obsesi. 

Obsesi adalah gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan sangat sukar dihilangkan.

Tak puas dengan definisi itu, saya membuka kamus psikologi. Dalam kamus psikologi, obsession (obsesi) diartikan sebagai gagasan apapun yang menghantui, mencengkram, dan menginvasi secara konstan kesadaran seseorang. Obsesi memiliki kekuatan yang mampu suatu kehendak, sehingga kesadaran individu tidak begitu tepat bahkan gagal  melihatnya secara objektif.

Nah, secara subjektif saya lebih menyukai definisi yang kedua. Embel-embel gangguan jiwa nyatanya mengganggu saya untuk memahami arti kata obsesi di dalam KBBI.

Sekarang, mari kita kaitan hal-hal yang ingin kita raih dengan obsesi. Apakah hal-hal yang menjadi dambaan kita adalah yang benar-benar kita butuhkan? Atau obsesi semata? 

Bedakan juga antara impian dan obsesi. Bedanya memang tipis, mimpi yang indah itu adalah mimpi yang dibarengi dengan pikiran rasional dan sabar. Komponen sabar adalah usaha keras dan tawakal. Mimpi adalah hal yang memang kita butuhkan, dan butuh proses dalam mewujudkannya. “Tidak sebentar.” Begitu kata murabbiah saya.

Lalu, beberapa momen terpikirkan juga. Apakah semua yang sudah kita capai adalah perwujudan obsesi-obsesi kita? Atau nyata adalah sebuah mimpi yang menyata? Nah, yang ini sebenarnya perlu kontemplasi yang cukup panjang. Tapi memang, dengan pemahaman tentang mimpi dan obsesi, setidaknya kita menjadi lebih mawas diri dan meluruskan niat tentang hidup dan kehidupan ini.

Apa yang sebenarnya kita impikan dalam hidup ini? Semua hal dalam dunia nyatanya adalah fana. Hal-hal yang ingin kita wujudkan, bisa saja adalah sebuah obsesi. Obsesi yang menjadikan kita terlihat wah, tercatat dalam sejarah, juga kepuasan nafsu yang kita tahu pada akhirnya hanya akan memperbudak kita..

Koreksi saya jika saya salah :)
Wallohua'lam bishowab. 

You Might Also Like

22 comments

  1. menurut saya obsesi/ambisi itu penting buat passion hidup, tapi jangan sampe jadi ambisius aja yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan obsesinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau ambisi dan obsesi itu sebenarnya berbeda apa sama ya?
      kalau menurut saya, kak. Ambisi itu berkeinginan keras mencapai sesuatu.. sedikit lebih 'ringan' tingkatannya dibandingkan dengan obsesi.. yang sudah tidak dapat menilai secara objektif..
      hihi walloha'lam :)

      Hapus
  2. Kalau menyebut obsesi, kok rasanya seperti menyebut sesuatu yang tidak pernah kita capai. Bahkan tak jarang, karena kita gagal mencapainya, kita ingin orang lain (terutama anak kita) untuk mewujudkannya.
    Beda dengan impian. Buatku impian lebih "bertenaga" dan positif. Dalam arti membuat kita ingin mencapainya dengan perhitungan yang baik dan benar.
    #masak sih...? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah.. bisa juga ya itu.. obsesi yang tak tercapai jadi 'diturunkan' ke anak. Kalau anaknya tak merasa terbebani sih, bagus ya kak? Tapi kasihan juga sih..

      Hapus
  3. ahaha rasanya saya sedang ter obsesi pada sesuatu nih #curhat
    thanks sharenya pit..terutama arti kata obsesi..

    sedikit share mimpi menurut KBBI mim.pi 1 n sesuatu yg terlihat atau dialami dl tidur ; ki 2 n anganangan

    ambisi>> am.bi.si 1 n keinginan (hasrat, nafsu) yg besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (spt pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu:

    so mungkin dari arti kata itu, yang tepat adalah ambisi, namun jangan sampai terobsesi, karena ambisi menurut KBBI adalah adanya niat yang kuat dan melakukan hal semaksimal mungkin tanpa akhirnya terkena gangguan jiwa (obsesi *red)

    BTW nice share and nice thought :D
    keep writing pit :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah.. sepertinya tepat guna nih ya kang. ehehe
      alhamdulillah kalau bermanfaat :)

      Terima kasih infonya nih.. keren keren

      Hapus
  4. Setiap obsesi adalah nafsu? :D

    BalasHapus
  5. Obsesi? Hmmm menurut saya sih perlu kok mbak buat penyemangat hidup. Asal tidak berlebihan saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau menurut saya nih kak, obsesi udah ngga normal.. berlebihan. hehehe
      wallohua'lam

      Hapus
  6. Balasan
    1. Ko bambunya sepotong si,,,,,
      Kenapa gak satu pohon aja -__-

      Hapus
    2. Setiap orang mempunyai hal menarik sendiri-sendiri, kak :)

      Hapus
  7. itu gambar aoa ya mbak? kayu? obsesi mbak itu? koleksi kayukah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu gambar bambu, kak.
      saya dulu terobsesi, tapi sekarang sedang berlatih untuk biasa saja.
      Ceritanya panjang :)

      Hapus
  8. obsesi itu nafsu kali yah, obsesi itu seperti sesuatu yang harus dimiliki walau harus dikejar melampui batas

    BalasHapus
  9. bukankah obsesi sama dengan impian. Hanya saja obsesi kesannya agak negatif sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. obsesi dan mimpi itu berbeda kang.. dari KBBI aja artinya berbeda :)

      Hapus
  10. Obsesi, adalah keinginan yang telah terkontaminasi oleh sifat "terlalu". Dan Pita tentu tau, jika ada kata "terlalu" di sana, bagaimana efeknya kan? Tidak ada Allah di dalamnya. ;)

    Ada yang menggelitik dari cerita kali ini.
    Pertanyaan "Apa yang sebenarnya kita impikan dari hidup ini?"
    Aah, jadi ingat ketika Idul Fitri tiba. Berbondong-bondong kita menyiapkan segala keperluan untuk pulang ke kampung halaman. Kita usahakan tidak ada yang terlupakan dalam persiapan. Jarak? jangan ditanya. Ia hanyalah sesuatu yang tak akan pernah menghalangi rasa rindu untuk bertemu mereka yang disayangi..

    Lalu, pada hidup manusia di zaman ini? Ah,sungguh beragam arti "rumah". Ada yang memilih pulang pada jabatan. Ada yang memilih pulang pada kekayaan. Ada yang memilih pulang pada manusia lainnya. Tentu, dengan menyelipkan rasa obsesi itu. Tanpa pernah ingat, sejatinya tujuan pulang manusia sebenarnya kemana..?

    Hati. Sungguh ia adalah salah satu harta manusia yang amat berharga. Tanyakan ia tentang obsesi yang mungkin menjelma menjadi mimpi yang palsu. Jika ragu, maka tinggalkan.

    Ini komentar, atau mau pidato yah. Ckckck, panjang amat kayak gerbong kereta api.. Maafkan Pita, tiada maksud menggurui. Hanya menyampaikan apa yang saya pahami..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, kak. Segala yang berlebihan itu tidak baik. Tidak Allah di dalamnya :)

      Terima kasih sharingnya, kak. Bermanfaat untukku :)

      Hapus