ilustrasi foto: dari sini |
Perasaan
seperti ketika kau membuka mata, baru saja terbangun dari sebuah tidur, yang
semalam kau paksakan. Adegan-adegan bawah sadar, seakan ikut menyata di
depanmu. Mengudara dan bercerita, tanpa kata.
Rasanya,
ingin sekali menarik nafas panjang. Namun, udara masih terasa panas. Terasa
bergetar di sekitar dada. Degub jantung tak pernah wajar, dan kepalapun seperti
tak kuat lagi menampung isinya.
Raga
masih terasa kaku, bahkan untuk menyingkap selimut sekalipun. Jemari kaki mulai
membeku, tanpa sebab. Dan aku akhirnya menghembuskan nafas. Pendek sekali. Dua
alisku saling mendekat. Jidat di atas, sepertinya memanas. Meradang dalam temperatur
lebih dari biasa.
Aku
lelah. Dalam alam mimpi, aku baru saja berlari. Jauh sekali. Menuruni bukit
menuju sebuah danau. Terasa aman memang ketika aku sudah di atas sampan. Menjauh
dari pembunuh, yang meracau dan menyumpahiku dari pinggir danau. Pembunuh itu
melemparkan pisaunya. Meleset.
Tapi
aku tak berpikir, bahwa sampanku akan terbalik. Tenggelam tanpa seimbang. Dan
aku, tak dapat berenang. Hanya menahan nafas tanpa berkedip. Menunggu detik-detik
air danau mengisi seluruh ruang dalam paru.
ilustrasi foto: dari sini Perasaan seperti ketika kau membuka mata, baru saja terbangun dari sebuah tidur, yang semalam kau paksakan...