Sungguh Indah Sebuah Persahabatan : "Kamu Judulnya Apa?"

Bisa jadi sahabatmu adalah saudaramu saat di Surga (Anonim)
Hari ini adalah hari Senin. Awal kuliah di bulan April dengan pengumpulan tugas UTS kesehatan Mental. Alhamdulillah setelah mencoba beberapa sampel akhirnya observasi yang terakhir yang saya ambil sebagai nilai UTS. Semoga saya tidak menangis ketika melihat nilai saya tidak lebih baik dibandingkan teman-teman. Karena saya sudah berusaha dan Robb punya penilaian :). I'm pretty sure.

Mata kuliah kedua juga UTS, tapi take home dan karena saya kupu-kupu. Saya bergegas pulang. Tapi kali ini tidak. Hehehe .. Seorang sahabat bertanya, "Kamu puasa ngga, Fit?" saya menggelengkan kepala. Lalu dia menawarkan sebuah pertemuan bersama sahabat yang lain. Subhanallah ... jarang sekali kami bertiga pergi bersama. Kami bertiga keluar kelas, ukhti cantik bergamis hijau muda tersenyum sumringah setelah tahu mau kemana kita pergi. Saya dan perempuan pecinta ungu (sahabat saya) mencoba menggodanya dan tertawa bersamanya.

Kami berjalan bertiga. Bersama-sama. Kuasa Robb yang telah mempertemukan kami bertiga. Tiga perempuan dengan tiga kepribadian dan kesenangan yang berbeda. Tapi sungguh, tak ada yang kebetulan. Ini kuasa Tuhan dan karena-Nya kami dipertemukan. Saya sangat bahagia. Demi Allah, saya sangat bersyukur bertemu dengan mereka. Ditengah ke'diam'an saya, saya senang sekali memperhatikan mereka, mengikuti tiap perkembangan mereka, merasa sedih ketika memang mereka bersedih dan selalu bahagia ketika mereka tengah berbahagia.

Tempat yang kami tuju tutup. No comment. Kami tertawa, memang belum saatnya. Lalu kami putuskan untuk pergi ketempat ukhti bergamis hijau muda untuk sejenak shalat Dzuhur.
Disana, kami menikmati tiap detik kebersamaan kami. Tidak ada waktu yang bisa diulang. Semuanya harus dinikmati juga disyukuri, dan sesungguhnya Allah akan menambah nikmat orang-orang yang bersyukur. Semoga kami adalah golongan orang-orang yang pandai bersyukur.

Kami merencah, membaur, meramaikan ruangan dengan celotehan dan cerita-cerita pengalaman menakjubkan kami. Kami juga berbagi ilmu yang benar-benar bermanfaat. Setelahnya kami pergi lagi karena kami punya amanah hidup masing-masing.

"Kamu judulnya apa?" Tanya perempuan yang senang berwarna ungu. Tak elak lagi, saya dan ukhti bergamis hijau tertawa. Makanan berjudul. Sebuah momen manis yang pasti takkan terlupakan.

Diatas kertas tissu putih, saya menulis ...

4 April 2011
@Angel
Rifa's Milad.. Barokallah fi umrik ..


You Might Also Like

4 comments

  1. nice, terkadang saya tidak percaya jika sahabat itu memang ada di dunia ini....


    karena saya sendiri benar-benar tidak tahu sahabat itu masuk dalam kategori apa,
    teman? keluarga? partner?

    sudahlah, hhhe :)

    BalasHapus
  2. Sahabat itu ada tau Can..
    sahabat itu keluarga kita selain yang ada dirumah. Terkadang sahabat itu melebihi keluarga.

    BalasHapus
  3. ah asa kurang percaya...
    aku minta sahabat dari jaman dulu sama Allah, asa ga ada yang lebih dari keluarga....

    BalasHapus
  4. husnuzdan aja atuh :)
    aku menganggapmu sahabatku, actually.
    hm.. tidak usah dipercaya tapi memang begitu

    BalasHapus