cerita pendek
cerita pita
fiksi
Keseharian
kotak ceritaku
mimpi buruk
Kau dan Aku: Terpisahkan
Kau menggenggamku, di teras depan, terakhir kali. Foto: sini |
Suasana menjelang sore, aku masih bersamamu
mengayun-ayunkan kaki di teras depan rumah kita. Ada sebuah lapangan cukup besar
yang menjadi pemandangan mata sejak satu jam yang lalu. Jika diteruskan penglihatanmu,
maka barisan gunung-gunung kecil berwarna biru akan menjadi latar.
“Indah sekali ya, sayang.” Ucapmu. Aku
menoleh kepadamu yang memandang lekat barisan gunung itu. Aku tersenyum, lalu
menundukkan kepala. Memperhatikan kaki-kaki kita yang terus mengayun pelan.
Tiba-tiba, Kiana terjatuh. Aku hendak berdiri
untuk segera menghampirinya yang telungkup di tengah lapang. Namun tanganmu,
lebih cepat menahanku.
“Kakak, kok adiknya dibiarin gitu. Ayo bantu
berdiri.” Ucapmu setengah berteriak.
“Iya, Ayah! Kakak juga mau bantu.” Sahut Bima
sedikit kesal, karena artinya dia harus menghentikan permainan basketnya
sebentar. Dia adalah anak sulung kami. “Kau, di sini saja, sayang. Biarkan
mereka.”
Aku mengangguk. Kita masih berpegangan tangan.
Atau lebih tepatnya, kau masih memegang tanganku. Aku bergeser lebih rapat. Menuju
dadamu dan membenamkan kepalaku di sana. Rasanya, seperti pulang ke rumah. Mendengar
jantungmu yang berdegub dan nafasmu yang naik turun.
Tangan kirimu merengkuhku. Kau memelukku. Rasanya
masih seperti dulu. Hangat dan penuh cinta. Aku adalah seorang istri yang
berbahagia. Mempunyai dua anak yang sehat sentosa, juga memilikimu yang punya
banyak tawa. Apalagi duniaku selain penuh keberuntungan.
“Ayah, ayah tak mau menyapa adik Kiana?”
Tanyaku berbisik. Kau melepaskan pelukanmu tetiba. Matamu yang penuh tanda tanya
menerobos masuk melalui korneaku.
“Ya Kariim!” Teriakmu sembari menatapku dan
perutku bergantian. Matamu berkaca-kaca.
“Bima! Kiana! Ayo kesini, sayang.” Teriakmu.
Kau berdiri menjemput ingin mempercepat langkah mereka. Terutama Kiana, yang
belum genap dua tahun.
Desingan itu. Entah datang dari mana.
Darah berpesta pada dadamu.
Kau terjerembab jatuh, selaras dengan
hilangnya suara-suara di dunia. Aku tak bisa berkata.
Deggg...
Aku terbangun. Penuh keringat.
*Terinspirasi dari mimpi dini hari tadi.
27 comments
wow mimpi aja bisa romantis gitu...
BalasHapuskak pita ini emang luar biasa ^_^
hanya terinspirasi, kak.
Hapuscerita mimpiku tidak begini. tapi endingnya memang sedih begini. :s
Duuh... sedih. Untung cuma mimpi. :)
BalasHapusiya bunda... untung cuma mimpi :)
HapusSubhanallah, mimpi buruk tapi dikemas dengan sangat apik, sampai-sampai melahirkan tulisan yang sangat baik dan romantis. Eh, mungkinkan karena ada cemburu?
BalasHapusterinspirasi dari mimpi buruk, kang.
Hapusrasanya sampai keringetan begitu :D
cemburu kepada keluarga itu ya? wah, ngga tau nih.. dimimpinya tidak dijelaskan :D
Horor banget mimpinya.
BalasHapusI hate nightmares :(
iya, kak.
Hapusterasa nyata sekali. sampai-sampai berkeringat!
wow ngeri amat ini
BalasHapusiye kang. Mimpi buruk ini :(
Hapusbaca di awal tulisan tak kirain nyata, untungnya cuma mimpi
BalasHapusalhamdulillah hanya mimpi, kak
Hapuswaaah mimpinya kok begitu,,awalnya aku kira beneran,untung cuma mimpi..tapi begitu diceritakan jadi terasa makin menyentuuh :(
BalasHapusoian aku punya cerita baru di EPICENTRUM
mohon masukkannya,baru belajar nulis cepen soalnya,hehe :p
makasih sebelumnya ya pita, tulisanmu banyak menginspirasiku :)
Hapusiya kak. ini mimpi. hihihi
Hapussebenarnya, ada banyak hal yang belum tertuliskan. tapi bagusnya, ya begini saja.
oke, siap. saya meluncur ke sana.
oia, sama-sama loh ya.. dan alhamdulillah jika banyak menginspirasi :)
sy mau mimpi jelek atau bagus, bangunnya suka kebawa perasaannya tp blm pernah bisa dituangin ke dlm crt :)
BalasHapusnah. bener bund.. suka kebawa perasaan
Hapusuuuuh padahal udah senyum2 baca cerita awalnya, akhirannya kok sedih :(
BalasHapustapi untung bukan kisah nyata ya mbak, cukup di mimpi aja :"
Iya.. alhamdulillah ini hanya mimpi :)
Hapusduh mimpi yang indah., semoga benar2 tercapai eh terwujud, aamiin.
BalasHapusketika berharap dengan doa tak ada keraguan pastinya Allooh selalu bersama orang2 yang baik :)
Aih ukht.. awalnya memang mimpi yang indah.
Hapusmungkin anti ngga sampai selesai ya bacanya :'
bisa ya mimpi seperti itu.. jadi terinspirasi tulisan ini.. ^^
BalasHapusbisa dong, kak.
Hapusalhamdulillah bisa menjadi tulisan.
Wooow
BalasHapusNice writing!
Aku suka ide dan alur nya
seger :))
thank you, Aul! :)
HapusBiasanya kalo aku mimpi suka enggak inegt lagi,,, apa yang tadi aku mimpi in,,,,,
BalasHapusIni terinspirasi dari mimpi,,, mau ikut ikutan ah kalau aku mimpi coba di bikin tulisan :D
makanya, ketika bangun langsung ditulis kak :D
Hapus