Cerita Ramadhan #4: Memandang langit

Bismillah
langit di gang masuk kampus
Kali ini saya tidak akan membahas sesuatu yang berat. Postingan ringan sebelumnya saja ternyata menjadi sesuatu yang berat. Cerita ramadhan kali ini adalah tentang sebuah nashid. Terlepas dari bagaimana ummat manusia menuliskan kata 'nashid'.

Saya menyukai langit. Teramat sangat. Langit adalah sebuah kemegahan. 

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu. ( Ar ra'd:2)
Sambil memandang langit, yang juga pernah saya perlihatkan beberapa langit di kampus saya. saya biasanya melengkapi dengan sebuah nashid. Sebuah nashid dari The Fikr berjudul karuniaMu. Nashid yang cukup lawas, namun benar-benar menyentuh. Munsyidnya membuat menangis.
Birunya langit oh putihnya awan
Menjadikanku tertegun tertawan
Lambaian pohon oh menari-nari
Mengajak daku mengingat ilahi
Selengkapnya bisa sambil didengarkan atau diunduh nashidnya di web ini.

You Might Also Like

10 comments

  1. Waaa..inget bangeett..itu lagu jaman SMA mbak...hahaha :D
    Jdi berasa deja vu...
    Yup...saat memandang langit, rasanya luruh segala keangkuhan tanpa tersisa...:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo mbak nick, diputar dulu nashidnya... :D
      lalu kita liat ke atas bareng-bareng

      Hapus
  2. MASYA ALLAH, langit, dibawah LangitMU
    heheh masih kuliah ukh, asyiknya berkenalan /sialturahim disini.
    salam ukhuwah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Langit itu benar-benar membuat kita wah ya ukht.
      iya, alhamdulillah masih kuliah ^__^
      semoga senantiasa terjalin

      Hapus
  3. Aku dan langit , kuhempaskan nafas saat melihatnya ternyata masalah yang dihadapi tidaklah sebanding dengan keluasaan dan ketinggian langit yang mencerminkan Sang PenciptaNya dan diatas langit masih ada lingat , hanya keterbatasanku hanya bisa melihat satu sedangkan di satu sisi Arsy tentang surga ada di tingkat ke 4 di tempat yang yang paling dekat dengan penciptaNya yaitu di jannah firdaus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Subhanalloh ukhti ^__^
      padahal memang di atas langit masih ada langit. Langit yang manakah yang kita lihat ini. Begitu luas dan begitu kokohnya.. Masha Allah! Ini hanya salah satu dari sekian ciptaanNya

      Hapus
  4. subhanallah,
    saya juga penyuka nasyid mbak,
    tapi bukan nasyid yang semua orang ketahui selama ini,
    saya menyukai nasyid yang dibawakan oleh band2 Metal seperti Tengkorak, Purgatory, The Roots of Madinah dan lain2..
    salah satu lagu yang selalu menyindir saya dan kekufuran kita atas Tauladan kita Rasulullah adalah Purgatory - Downfall (The Battle of Uhud)..
    Blognya sudah saya follback, terima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya baru tau mas kalau ada nashid yang dibawakan dengan cara berbeda.. sepertinya akan saya cari tahu ^__^
      iya, terima kasih ya

      Hapus
  5. wah saya jadi inget waktu dulu naek" ke genteng, duduk dan melihat indahnya langit..and backsound musiknya lagu ini
    #memoriLama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah si mas Adi ini kebiasaanya sama seperti saya.. emang nyaman sekali ya duduk di genteng.. memandang langit tanpa tiang yang membentang itu ^^

      Hapus