Aku dan Rabb
cerita pita
Ilmu Pengetahuan Umum
kesedihan
Muslimah Corner
perjalanan
persahabatan
rencana masa depan
tafsir quran
Cerita Ramadhan #2 : Kesedihan itu Sunnah
Bismillah
Menangislah, kadang manusia terlalu sombong tuk menangis.
Dulu (baca: beberapa bulan yang lalu), saya membuat sebuah postingan tentang sesuatu. Sebaiknya dibaca dahulu. Lima Oktober.
Lalu untuk apa air mata telah tercipta?
Bukan hanya bahagia yang ada di dunia.
(penggalan nashid: Firdaus:Menangislah di Bahuku)
sumber : disini |
Dulu (baca: beberapa bulan yang lalu), saya membuat sebuah postingan tentang sesuatu. Sebaiknya dibaca dahulu. Lima Oktober.
Saya akui bahwa kala itu, saya memang benar-benar merasa sedih. Bagaimana tidak, ada makhluk Allah yang saya sayangi tiba-tiba meninggalkan saya. Tanpa ada satu atau dua tanda sebelumnya. Dan setelah itu, rasa kalut sudah jelas mengukung seluruh tubuh saya, radius lima meter. Jadi, yang berada di area kekalutan saya, mereka akan segera menepuk pundak saya, atau
mengatakan “La tahzan, ukht.” Menurut sahabat saya, aura saya menjadi sangat tidak bagus—referensi: aura heals book—perpustakaan kampus. Saya benar-benar merepotkan ummat. Astagfirulloh.
mengatakan “La tahzan, ukht.” Menurut sahabat saya, aura saya menjadi sangat tidak bagus—referensi: aura heals book—perpustakaan kampus. Saya benar-benar merepotkan ummat. Astagfirulloh.
Beberapa hari, sudah barang tentu melupakan makan. Alhamdulillahnya tidak melupakan Tuhan. Semua agenda kacau, rencana-rencana hanya tinggal rencana. Menjadi seonggok daging terbaring di atas ranjang dikelilingi buku-buku tentang ujian, kesedihan, cinta Allah, kenaikan kelas, tafsir kebahagiaan, dan buku-buku lain yang sengaja saya keluarkan dari rak. Tak kubaca dalam.
Rasanya hanya ingin marah. Entah kepada siapa.
Ingin menghilang. Namun entah kemana.
Yang terjadi, saya hanya menangis. Selama ini, saya hanya menangis untuk hal-hal yang amat penting. Menangis untuk rasa syukur, pengakuan dosa, dan tangisan terakhir untuk makhluk adalah tangisan untuk sebuah kepergian. Padahal saya malu untuk menangis di hadapan makhluk. Walaupun itu ibu, apalagi teman.
Dan sekarang?
Saya masih dapat tertawa. Saya masih dapat tersenyum melihat langit luas tanpa awan. Saya masih dapat berjalan dengan santai menyusuri pinggir jalan yang dipenuhi takjil. Saya masih dapat menakut-nakuti adik tentang teman imajinasi saya. Saya masih dapat melakukan banyak hal.
Dan saya pikir, saya patut memberikan hadiah kepada diri saya sendiri karena saya, masih dapat mengenang peristiwa itu sebagai salah satu babak dalam kehidupan saya.
Kesedihan itu sunnah.
Kesedihan itu sesuatu yang hebat. Saya begitu merinding ketika menafakuri tentang kesedihan dan kebahagiaan. Jika engkau sudah menemukan persamaan diantara keduanya. Maka engkau-pun berhak merinding.
Semoga bukan riya. Hanya ingin berbagi pengalaman.
Semoga bermanfaat.
19 comments
menangis itu nikmat
BalasHapusartinya hati kita belum mati
kadang, saya begitu ingin menangis tapi tidak bisa :(
renungan yg bermanfaat, terima kasih sudah mau berbagi ukh...
Di bawah kolong langit-Nya ini tak ada yang luput dari-Nya.
BalasHapusbener mbak. tersenyumlah, tertawa, bersyukur. ahh... kesederhanaan dari rasa syukur itu juga adalah sebuah ujian. Kadang kita mengabaikannya.
#ahngomongapainisaya
untuk CLk7:
BalasHapusbenar, ukht ^_^
kadang kita terlalu sombong untuk menangis..
waiyyak, semoga dapat menjadi insan yang bermanfaat
Untuk Uchank:
BalasHapusKalimat pertamanya saya setuju. Bener deh.
dan kalimat terakhirnya juga saya setuju. Kesederhanaan dari rasa syukur itu juga adalah sebuah ujian . terima kasih ya
Wahai dzat yang membolak balikan Hati...
BalasHapusUntuk mas Zaenuri:
BalasHapussaya kenal akrab dengan do'a itu mas Zae
kesedihan itu juga karunia :)
BalasHapusbetul mbak Sary (:
BalasHapusApapun yang menjadikan beliau pergi adalah karena kasih sayang Allah, Allah menyeyangi beliau hingga itulah Allah hendak menjadikannya lebih bahagia di kehidupan nanti di sana.
BalasHapusKesedihan yang seperti itu adalah wajar, karena kesedihan itu adalah milik manusia. Yang membuat diri kita tegar adalah pandangan baik kepada Allah suapaya yang menghadapnya itu bahagia. jadi sebagai manusia biasa memang ada masa ransisi untuk semua itu .... Never Ever Give Up untuk tersenyum sodaraku ... Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang ... Semoga yang di tinggalkan nanti di pertemukan kembali di sisi-Nya
trimakasi gan, artikelnya keren :)
BalasHapussedih itu asal jgn berlebihan gpp ya..
BalasHapusuntuk mas yang seneng jalan-jalan naik kereta:
BalasHapusakhirnya mas singgah di blog saya..
padahal keadaannya sedang kacau balau begini.
iya, pada dasarnya kesedihan seperti itu memang wajar, dan alhamdulillah saya selalu melewatinya.
terima kasih ya mas ^_^
Untuk Bunda ke2nai:
BalasHapusterima kasih selalu menyemangati ^_^
segala yang berlebihan itu memang tidak baik.
ketika hamba ALLAH akhirnya menyadari bahwa duka itu adalah salah satu nikmat-NYA :)
BalasHapusya, semua yang diberikanNya adalah sebuah nikmat (:
BalasHapusPunya kisah yang mirip dengan ukhti ^^|
BalasHapusNice post ^^
Saya juga suka menangis.
Ketika senang saya menangis, ketika sedih juga demikian.
Ekspresi tangis itu sangat lekat saya lakukan.
Namun, saya juga sangat suka tersenyum.
^_^
Salam ukhuwah ukhti ^^
wah,, sini-sini ayo berbagi, ukth (:
BalasHapusMenangis memang ciptaan Allah, jadi wajar kalau kita lakukan. #sok tau
Salam ukhuwah ^_^
Wooh arata...
BalasHapusand I did, but not in front of peoples
Yes, I do.
Hapusjust share and i think we have something to talk about.
see you tom, ican ^^