Islam Teroris

بسم الله الرحمن الرحيم
Sumber : google
Perempuan itu baru tiba di terminal beberapa menit yang lalu. Matanya terlihat masih bingung dan belum terbiasa dengan kebisingan yang ada. Dia memang tak menyukai keramaian. Tetapi otaknya masih bisa bekerja meskipun berdisabel-disabel suara menggelombang melalui udara.

Dia membawa ransel hitam. Kerudung biru donker panjangnya tertutupi jaket hitam besar yang dikenakan hingga hampir menyentuh lutut. Rok panjang bergelombang bergoyang ditiup angin lembut hingga memperlihatkan sepatu bertali banyak berwarna coklat miliknya. Sepatunya lucu, sewarna dengan kaos kakinya. Dia berjalan perlahan. Ada seulas senyum yang tak ditujukan untuk siapapun terlukis manis pada bibirnya. Dia berjalan pelan sambil menyembunyikan tangannya di balik saku jaketnya.

“Bisnya masih ada?” Tanyanya pada kondektur. Yang ditanya menggeleng tanpa menoleh. Mungkin sudah bosan mendengar pertanyaan yang sama yang dilontarkan berulang-ulang meski oleh orang yang berbeda.

“Ya sudah aku shalat dulu saja.” Bathinnya. Ia mengucapkan terima kasih dan berbalik arah menuju mushola. Ketika dia menyebrang, seorang laki-laki paruh baya yang mengenakan topi coklat kusam melambai-lambaikan tangan. 

“Ayo neng, naek angkot aja. Bisnya udah abis.” Teriaknya penuh semangat. Ada sedikit paksaan juga dalam nada bicaranya. Perempuan itu menggeleng kemudian berlalu. Laki-laki itu berkata hingga tiga kali kepada sang perempuan hingga akhirnya,

“Ah itu namanya Islam teroris!! Awas ada Islam teroris!! Islam teroris.” Teriak laki-laki tadi.

Jleb

Perempuan tadi berbalik memandang sosok kurus yang mengenakan kemeja kotak-kotak itu. Kedua alisnya saling mendekat. Berkerut. Dia beku beberapa detik. Ada rasa sesak di dalam dadanya. 

“Oke.” Ucap perempuan itu dalam hati. Dia meneruskan langkah kakinya menerobos sang rahmat yang perlahan menggerimisinya. Ada beberapa perempuan yang memperhatikannya, ada juga pedagang-pedagang yang bingung dengan kejadian tiga puluh detik yang lalu. Banyak mata menyelidik kepada perempuan ‘islam teroris’ yang berjalan menunduk dan meneguhkan tubuhnya dengan memegang tali ransel yang terpasang dikedua pundaknya. 

Dia sadar bahwa Rosul pernah mengalami hal lebih hina dari pada yang telah dialaminya. Wajar jika butiran hangat itu keluar dari dua buah matanya yang hitam dan besar. Wajar jika tangannya gemetar menahan perasaan sesak dan sempit dadanya. 

Dia menangis, tapi hujan menyembunyikan air matanya.

You Might Also Like

23 comments

  1. dia menangis dan Allah akan menyambut air matanya di surga.!

    Subhanallah...

    BalasHapus
  2. Jika mengikuti syariah-Nya adalah terorist maka dengan bangga saya katakan "saya adalah Terorist"... Semoga mereka diberikan Ilmu untuk mengetahui yang tidak d ketahuinya.. :)

    BalasHapus
  3. Sepertinya ucapan itu terlontar karena dia kesal perempuan itu ndak mau naik angkotnya. Semoga ucapannya ndak diambil hati :)

    BalasHapus
  4. @Mas Roe :
    Aamiin.. semoga para malaikat turut mengamini... Aamiin Allohumma Aamiin

    BalasHapus
  5. @Mas Andro :
    Aamiin semoga segera diberikan rahmat untuk mengetahui tentang ilmu yang benar.

    Saya juga seorang yang ekstrem lho.. :D
    Ekstrem baiknya
    ekstrem lucuya
    ekstrem ekstrem.. hhee

    BalasHapus
  6. @Seagate :
    Iya.. mungkin ada kesalahan dari perempuan itu juga.. Semoga Allah mengampuni dirinya. Aamiin.

    BalasHapus
  7. ah... sabar yang akan menjadi penolong,

    BalasHapus
  8. Insya Allah. Sabar itu memiliki dua sisi.. sisi satu adalah sabar itu sendiri, yang satunya lagi adalah bersyukur..

    BalasHapus
  9. mungkin itu cewek kudu introspeksi juga..
    Islam teh rahmat bagi dunia. sebisa mungkin jangan membuat orang memicingkan mata terhadap orang Islam. klo baju yang dipake bikin orang berpikiran seperti itu, kenapa tidak nyoba pake baju yang lebih santun..

    cewek itu juga tidak menganalisis situasi dan kondisi sekitar sih.. di Indonesia jarang banget ada orang pake jaket panjang sampe ke lutut, pantas aja orang sini melihat sedikit aneh.. nah loh, coba pake baju gitu di luar negeri, pasti ga ada yang mikir aneh2..

    terkadang berpikir untuk sabar itu berarti berpikir kita benar.. betul tidak?? padahal lebih baik berfikir kita mungkin bersikap kurang tepat pada suatu situasi.. dan coba berusaha mencari jalan tengah tanpa merusak akidah dan syariah..

    oh iya, dan tau tidak apa kata Aa', mengeluh itu artinya??? coba tebak hayoo..

    BalasHapus
  10. Subhanallah!
    mungkin saya tidak pintar dalam mendeskripsikan ya..

    Wallohua'lam, tapi sepertinya sabar juga bukan berarti kita benar. Sabar menurut saya diam. Dan diam adalah kontemplasi.

    oia, afwan. Anda orang aktif d kegiatan Daarut Tauhiid? saya tahu kalau mengeluh itu salah satu dari tiga pusaka jika ia disembunyikan. Intinya tidak boleh memunculkan keluhan.

    Niat saya, dalam tulisan ini saya menceritakan kisah seorang perempuan dan ingin para pembaca juga saya mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa si perempuan. Bukankah hikmah itu disebutkan 33 kali dalam alquran dan memiliki arti berbeda kurang lebih 20. Salah satunya adalah mengungkap kebaikan. Semoga dengan adanya postingan ini membawa kebaikan bagi saya dan pembaca.

    Dan saya jadi ingat pada tumblr gadisberjilbab mengatakan lebih baik sok alim dari pada sok dzalim.. :D

    Karena saya yang bercerita maka saya mengatakan bahwa perempuan itu 'terbungkus rapi' sebagai bentuk kehati-hatiannya. Karena tidak semua orang bisa menjaga pandangan. Termasuk di dalamnya orang islam itu sendiri.. Dan perempuan itu merasa bahwa iman yang ada pada dirinya belum teguh.

    Semoga diskusi ini bermanfaat. Semoga ukhti atau akhi Anonim ini membaca dan ingin berdiskusi lebih lanjut ttg cara berpakaian. Saya akan sangat merasa terhormat. Terima kasih sudah mau berkunjung.

    BalasHapus
  11. Oia, semalam juga ustadz Fakhrudin mengatakan bahwa kita tidak boleh suudzan, pada Allah juga pada manusia. Jika ditinjau, maka sang lelaki paruh baya itu sudah melakukan al-dzan yang seharusnya dihindari. Bukankah islam itu harus kaffah?
    Wallohua'lam, semoga perempuan dan sang lelaki paruh baya itu menjadi insan yang lebih baik.

    BalasHapus
  12. jadi hikmah nye ape? lebih baik terlihat seperti teroris? klo teu terlihat jadi teroris aja bisa, knapa harus seperti itu? terbungkus rapi dengan lebih menarik menurut ane sangat bisa kok..

    hal-hal seperti ini lah yang toki-doki (kadang) membuat ane tidak habis pikir, kenapa membiarkan orang jadi su'udzon.. tidak semua orang bisa menjaga pandangan, dan tidak semua orang bisa quznudzon..

    sok alim dari pada sok dzalim, ini adalah dalam sikap bukan ditekankan dalam penampilan, sungguh terlalu picik kalo dengan prinsip ini menjadi membenarkan penampilan yang menyebabkan orang berfikir yang tidak-tidak..

    "Jika ditinjau, maka sang lelaki paruh baya itu sudah melakukan al-dzan yang seharusnya dihindari."
    wah ini mulai menyalahkeun orang lain.. wah gak ikut2 (minum es) campur lagi deh.. *angkat tangan* *angkat koper* *cari yang bisa diajak menyalahkan diri sendiri*

    BalasHapus
  13. ini akibat dari pencitraan yang muncul di masyarakat. mengecap orang dari penampilannya, yg belum tentu benar. semoga tetap diteguhkan dan disabarkan perempuan itu. tangisnya disembunyikan hujan yg datang krn rahmat Allah SWT :)
    semoga kita jgn menjugde orang dari segelintir pendapat saja. semangat :)

    BalasHapus
  14. Semoga kedhaliman yang dibalas dengan kesabaran, dapat mengikis dosa yang ada .. ^^

    BalasHapus
  15. Untuk Mas/Mbak anonim..
    kalo itu tergantung sudut pandang pembaca, kalo menurut saya, si penulis tidak menggambarkan perempuan itu sebagai orang yang terlihat seperti teroris kok. Penulis hanya ingin memperlihatkan bahwa perempuan itu memakai pakaian yang tertutup dan menggambarkan ada lelaki paruh baya yang secara tidak sengaja mengemukakan perkataan yang tidak baik hanya karena ajakannya tidak diperdulikan.

    ya sudah. Silahkan angkat kopernya. Tapi saya tidak melihat indikasi anda ke sini bawa koper. Saya jadi penasaran. Siapa anda sebenarnya. Saya ingin berdiskusi langsung.

    BalasHapus
  16. @Teh Irma :
    Aamiin ya teh.
    Teteh juga harus semangat ya (skripsinya) ;))

    BalasHapus
  17. @Mas Fahrie :
    Semoga saja demikian. Aamiin Allohumma Aamiin. Semoga saja ini bukan azab ya untuk sang perempuan itu..

    BalasHapus
  18. kenapa mereka melihat dari penampilan? padahal stiap orang punya style dg ciri khas masing2... Semoga Allah melipat gandakan dengan yang lebih baik di Surga sana :D

    BalasHapus
  19. @mba wina:
    entahlah mba..mungkin tidak semua orang memahami keragaman berpakaian tetapi kita juga memang harus berpakaian sesuai dengan norma.
    Aamiin....

    BalasHapus
  20. Memang cara berpakaian muslimah yang benar belum tersosialisasikan dengan baik. Bahkan sekarang malah tersaingi model-model dan gaya berpakaian yang jauh dari syar'i. Berjuanglah wahai muslimah!

    BalasHapus
  21. betul ukhti ^_^
    tapi tidak sedikit juga yang modis dan syar‘i...
    hrs pandai memilih intinya.

    BalasHapus
  22. ironis memang.s aaat ingin memperjuangkan islam atau berpakaian islami, eh malah diteriakin teroris. umat islam udah phobia sendiri dg agamanya. sama seperti perjuangan partai islam melalui partai, takut dibilang gak demokratis, eh malah memperjuangan demokrasi, takut dibilang teroris eh malah berpakaian terbuka.

    BalasHapus